Tips Merawat Baterai Mobil PHEV Saat Lama Tidak Digunakan

Sudah tiga bulan lamanya warga Indonesia dilanda pandemi Covid-19 yang membuat semua orang lebih banyak beraktivitas #dirumahaja. Dengan begitu, secara otomatis kendaraan yang biasa digunakan pun harus berdiam di garasi. Nah, untuk mobil konvensional Mitsubishi Family mungkin sudah sering mendapati berbagai tips merawat kendaraan di saat pandemi seperti saat ini. Tapi bagaimana untuk perawatan mobil PHEV (plug-in hybrid) seperti Outlander PHEV terutama untuk kondisi baterainya? 

Seperti yang sudah diketahui jika mobil seperti Outlander PHEV ini merupakan mobil yang menggunakan kombinasi mesin bensin dengan baterai seperti layaknya mobil listrik. Mitsubishi Outlander PHEV merupakan salah satu lini kendaraan terbaru PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Sebagai mobil hybrid yang menggabungkan dua tenaga kerja dari baterai dan bahan bakar, tentu memiliki cara perawatan yang berbeda.

Boediarto selaku Head of After Sales & CS Operation Group PT MMKSI membagikan tips mengenai cara perawatan mobil dengan tenaga baterai dan bahan bakar jika lama tidak digunakan. Menurut Boediarto, untuk perawatan baterai Outlander PHEV atau mobil listrik harus dihindari persentase baterai dalam kondisi rendah. Meski begitu tidak direkomendasikan juga baterai dalam kondisi penuh saat mobil tidak digunakan dalam waktu lama. 

“Sebaiknya dijaga agar persentase baterai di kondisi 40% sampai 60%, apalagi ketika mobil tidak digunakan dalam waktu lama,” ujar Boediarto. 

Outlander PHEV sendiri memiliki fitur yang bisa menurunkan level baterai secara bertahap. Fitur tersebut berfungsi untuk mencegah kerusakan baterai. Untuk itu bagi pemilik Outlander PHEV diharapkan memeriksa pengukur tingkat energi setiap tiga bulan. 

Pemilik mobil pun harus tetap mengisi daya baterai atau bisa mengatur mode power supply. Untuk pengisian baterai, sebaiknya juga menggunakan arus rendah (home charging) saat mobil hanya parkir lama. Sementara penggunaan quick charging atau arus tinggi bisa diminimalisir. Apabila hanya bisa menggunakan quick charging, disarankan untuk menggunakan normal-charge setidaknya dua minggu sekali.

"Jika kondisi baterai menunjukkan baterai kosong atau “0”, harus diisi dayanya sampai naik. Atau, mengisi daya dari tenaga mesin dengan mengatur mode power supply ke status 'READY' kemudian tunggu hingga mesin berhenti secara otomatis, selanjutnya matikan mode power supply dari sakelar motor listrik," jelas Boediarto.

Keuntungan lain dari mobil PHEV ini adalah ketika posisi baterai kosong, maka secara otomatis sistem manajemen baterai akan menyalakan mesin yang bekerja untuk mengisi baterai. Dengan begitu dapat mencegah kerusakan pada baterai. Pengaktifan mesin sebelum baterai kosong ini hanya bisa dilakukan selama kendaraan dalam kondisi hidup dan masih menyimpan bahan bakar di dalam tangki.

Boediarto juga menyarankan untuk memperhatikan lokasi parkir terutama jika dalam jangka waktu lama. Sebaiknya hindari parkir kendaraan PHEV di lokasi dengan temperatur tinggi dan terkena sinar matahari langsung. Pasalnya, lokasi yang panas akan mempengaruhi kapasitas baterai serta masa pakainya.

Bagi pemilik Outlander PHEV bisa melakukan pengisian daya dengan home charger yang sudah menjadi bagian dari paket penjualan. Pilihan lainnya, bisa mengisi baterai menggunakan mesin dengan memilih Charge Mode yang terdapat di konsol tengah.

Artikel Menarik Lainnya